Minggu, 04 Desember 2016

proposal kerja proyek


HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KEJA PROYEK
PEMBUATAN APLIKASI A-BOOK PADA ANDROID
Disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan Kompetensi
Mata Pelajaran Kerja Proyek
Disusun Oleh :
NAMA    : YOGA ARDIYANTO
KELAS    : XII TKJ 3
JUDUL    : PEMBUATAN APLIKASI A-BOOK
Teluk Kuantan, 24 November 2016

              Mengetahui                                                                           Menyetujui,
Waka Kurikulum SMKN 2                                                          Guru Pembimbing
   Drs.MARTONIS                                                              YUSFIK HENDRI,S.Pd,M.Kom









HALAMAN PENGUJI
LAPORAN KEJA PROYEK
Laporan Kerja Proyek
Pembuatan Aplikasi Android
A-Book
lambang.png
Disusun oleh :
Yoga Ardiyanto
XII TKJ 3
JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
SMKN 2 TELUK KUANTAN
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
2016


PEMBUATAN APLIKASI A-BOOK PADA ANDROID
Disusun Oleh :
NAMA    : YOGA ARDIYANTO
KELAS    : XII TKJ 3
JUDUL    : PEMBUATAN APLIKASI A-BOOK
Kerja Proyek  ini telah dipresentasikan dan diujikan dihadapan Tim Guru Penguji
Teluk kuantan, 24 November 2016
Tim Guru Penguji:

1. ...................................................                                         ..........................................

2. ...................................................                                         ..........................................














DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................
Halaman Pengesahan .................................................................................................
Halaman Penguji.........................................................................................................
Kata Pengantar............................................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................................
Daftar Gambar ...........................................................................................................
Daftar Tabel................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
    1.1. Latar Belakang...............................................................................................
    1.2. Permasalahan..................................................................................................
    1.3. Tujuan.............................................................................................................
    1.4. Sistematika Penyusunan.................................................................................
BAB II  DASAR TEORI............................................................................................
    2.1.Pengertian Android............................................................................................
   2.2. Pengenalan Aplikasi Android (APK)  ...............................................................
BAB III PERANCANGAN.......................................................................................
    3.1. ........................................................................................................................
    3.2. ........................................................................................................................
BAB IV. PEMBAHASAN.........................................................................................
4.1.  .......................................................................................................................
    4.2..........................................................................................................................
BAB V PENUTUP.....................................................................................................
    5.1 Kesimpulan .....................................................................................................
    5.2 Saran ...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
LAMPIRAN...............................................................................................................





BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
          Sistem Operasi android adalah sistem operasi besutan dari google yang sebelumnya di kembangkan oleh Android inc. Pada tahun 2014, dan setelah Rilis OS Android versi 2.1 Sistem Operasi Android ini Diakuisisi Oleh Google inc. pada tahun 2006. Sistem Operasi Android sampai saat ini telah sampai ke versi 7.0 yang sering disebut Android Nougat. Dalam pengembangannya, banyak sekali perubahan-perubahan besar dari setiap versi OS Android itu sendiri. Mulai dari tampilan antar muka, ketersediaan banyak aplikasi di playstore, sistem keamanan, sistem UI nya sendiri, Jenis prosesor  ARM versi 7, dan masih banyak lagi.
          Dalam Sistem Operasi Android ini, Aplikasi berperan penting dalam penggunaanya, oleh karena itu Google menyediakan toko aplikasi yaitu PlayStore bagi user untuk menambah atau mengunduh aplikasi lainnya. Di dalam PlayStore banyak sekali aplikasi dari berbagai macam kategori yang mempunyai fungsi masing-masing.
          Di era sekarang ini penggunaan smartphone Android merupakan hal wajib yang harus dimiliki semua orang. Dengan banyaknya pengguna android dipastikan juga banyaknya kebutuhan aplikasi-aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Kita juga bisa menggunakan android sebagai media pembelajaran, seperti modul-modul pembelajaran, evaluasi, dan lain sebagainya. Nah dengan itu saya merencanakan akan membuat Aplikasi A-Book (Android Book) yang didalamnya memuat materi-materi pembelajaran. Dan juga ada evaluasi nya.

1.2 Tujuan
  1. untuk mempermudahkan siswa bisa belajar dimana pun dengan modul yang sudah ada dalam genggaman. Yaitu dengan membuat A-Book (Android Book)
  2. Sebagai Sarana Pembelajaran Modern
  3. Untuk merangkum semua Modul dalam satu aplikasi


1.3 Permasalahan
  1. Kurangnya ketersediaan aplikasi-aplikasi pembelajaran di Playstore
  2. Jarangnya siswa sekarang untuk membawa buku kemana-mana
  3. Ketergantungan Siswa dengan Smartphone Android

1.4 Sistematika Penyusunan
    BAB I Berisi Pendahuluan, latar belakang, tujuan, permasalahan, sistematika penyusunan.
    BAB II Berisi Dasar-dasar Teori
    BAB III Berisi Perancangan


BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Android

    Android adalah suatu sistem operasi yang berjalan pada smatphone saat ini dan menyesuaikan spesifikasi di kelas low-end hingga high-end. Hampir semua vendor saat ini mengembangkan produknya dengan sistem operasi Android, karena peminatnya yang semakin meningkat tajam.
Seiring berkembangnya jaman tentu kita sebagai manusia butuh peralatan yang canggih dan efisien untuk keperluan sehari-hari.

  1. Sejarah Android

Android adalah sistem operasi berbasis kernel Linux yang pada awalnya dikembangkan oleh Android, Inc, yang didukung Google finansial dan kemudian dibeli pada tahun 2005.
Android ini diresmikan pada tahun 2007 seiring dengan berdirinya Open Handset Alliance-konsorsium hardware, software, dan perusahaan telekomunikasi yang ditujukan untuk memajukan standar perangkat selular.
Smartphone yang tersedia untuk publik pertama kalinya yang menjalankan Android adalah HTC Dream, yang dirilis pada 22 Oktober 2008, tentu anda yang belum tahu pasti menduga bahwa Samsung adalah smartphone android yang pertama kali keluar

    2. Perkembangan Android
Android dikembangkan secara pribadi oleh Google sampai perubahan terbaru dan pembaruan siap untuk dirilis, dan informasi mengenai kode sumber juga mulai diungkapkan kepada publik.[71] Kode sumber ini hanya akan berjalan tanpa modifikasi pada perangkat tertentu, biasanya pada seri Nexus.[72] Ada binari tersendiri yang disediakan oleh produsen agar Android bisa beroperasi.[73]
Logo Android yang berwarna hijau awalnya dirancang untuk Google pada tahun 2007 oleh desainer grafis Irina Blok.[74][75][76] Tim desain ditugaskan dengan sebuah proyek untuk membuat sebuah ikon universal yang mudah dikenali dengan menyertakan ikon robot secara spesifik dalam desain akhir. Setelah sejumlah perkembangan desain yang didasarkan pada tema-tema fiksi ilmiah dan film luar angkasa, tim akhirnya mendapat inspirasi dari simbol manusia yang terdapat di pintu toilet, dan memodifikasi bentuknya menjadi bentuk robot. Karena Android adalah perangkat lunak sumber terbuka, disepakati bahwa logo tersebut juga harus terbuka, dan sejak diluncurkan, logo hijau tersebut telah didesain ulang kembali dalam berbagai variasi yang tak terhitung jumlahnya
perkembangan android dari awal hingga sekarang ini sudah mencapai 19 kali. Yaitu :

  3.   Antarmuka
Layar notifikasi pada ponsel Android yang diakses dengan menggeser dari bagian atas layar.
Antarmuka pengguna pada Android didasarkan pada manipulasi langsung,[48] menggunakan masukan sentuh yang serupa dengan tindakan di dunia nyata, misalnya menggesek (swiping), mengetuk (tapping), dan mencubit (pinching), untuk memanipulasi objek di layar.[48] Masukan pengguna direspon dengan cepat dan juga tersedia antarmuka sentuh layaknya permukaan air, seringkali menggunakan kemampuan getaran perangkat untuk memberikan umpan balik haptik kepada pengguna. Perangkat keras internal seperti akselerometer, giroskop, dan sensor proksimitas digunakan oleh beberapa aplikasi untuk merespon tindakan pengguna, misalnya untuk menyesuaikan posisi layar dari potret ke lanskap, tergantung pada bagaimana perangkat diposisikan, atau memungkinkan pengguna untuk mengarahkan kendaraan saat bermain balapan dengan memutar perangkat sebagai simulasi kendali setir.[49]
Ketika dihidupkan, perangkat Android akan memuat pada layar depan (homescreen), yakni navigasi utama dan pusat informasi pada perangkat, serupa dengan desktop pada komputer pribadi. Layar depan Android biasanya terdiri dari ikon aplikasi dan widget; ikon aplikasi berfungsi untuk menjalankan aplikasi terkait, sedangkan widget menampilkan konten secara langsung dan terbarui otomatis, misalnya prakiraan cuaca, kotak masuk surel pengguna, atau menampilkan tiker berita secara langsung dari layar depan.[50] Layar depan bisa terdiri dari beberapa halaman, pengguna dapat menggeser bolak balik antara satu halaman ke halaman lainnya, yang memungkinkan pengguna Android untuk mengatur tampilan perangkat sesuai dengan selera mereka. Beberapa aplikasi pihak ketiga yang tersedia di Google Play dan di toko aplikasi lainnya secara ekstensif mampu mengatur kembali tema layar depan Android, dan bahkan bisa meniru tampilan sistem operasi lain, misalnya Windows Phone.[51] Kebanyakan produsen telepon seluler dan operator nirkabel menyesuaikan tampilan perangkat Android buatan mereka untuk membedakannya dari pesaing mereka.[52]
Di bagian atas layar terdapat status bar, yang menampilkan informasi tentang perangkat dan konektivitasnya. Status bar ini bisa "ditarik" ke bawah untuk membuka layar notifikasi yang menampilkan informasi penting atau pembaruan aplikasi, misalnya surel diterima atau SMS masuk, dengan cara tidak mengganggu kegiatan pengguna pada perangkat.[53] Pada versi awal Android, layar notifikasi ini bisa digunakan untuk membuka aplikasi yang relevan, namun setelah diperbarui, fungsi ini semakin disempurnakan, misalnya kemampuan untuk memanggil kembali nomor telepon dari notifikasi panggilan tak terjawab tanpa harus membuka aplikasi utama.[54] Notifikasi ini akan tetap ada sampai pengguna melihatnya, atau dihapus dan di nonaktifkan oleh pengguna.

Kernel Linux

Hingga November 2013, Android menggunakan kernel yang berbasis kernel Linux versi 3.x (versi 2.6 pada Android 4.0 Ice Cream Sandwich dan pendahulunya). Peranti tengah, perpustakaan perangkat lunak, dan API ditulis dalam C, dan perangkat lunak aplikasi berjalan pada kerangka kerja aplikasi, termasuk perpustakan kompatibel-Java yang berbasis Apache Harmony. Android menggunakan mesin virtual Dalvik dengan kompilasi tepat waktu untuk menjalankan 'dex-code' Dalvik (Dalvik Executable), biasanya diterjemahkan dari bytecode Java
Arsitektur kernel Linux pada Android telah diubah oleh Google, berbeda dengan siklus pengembangan kernel Linux biasa. Secara standar, Android tidak memiliki X Window System asli ataupun dukungan set lengkap dari perpustakaan GNU standar. Oleh sebab itu, sulit untuk memporting perpustakaan atau aplikasi Linux pada Android.[88] Dukungan untuk aplikasi simpel C dan SDL bisa dilakukan dengan cara menginjeksi shim Java dan menggunakan JNI, misalnya pada port Jagged Alliance 2 untuk Android.
Salah satu fitur yang coba disumbangkan oleh Google untuk kernel Linux adalah fitur manajemen daya yang disebut "wakelocks", namun fitur ini ditolak oleh pengembang kernel utama karena mereka merasa bahwa Google tidak menunjukkan niatnya untuk mengembangkan kodenya sendiri.[91][92][93] Pada bulan April 2010, Google mengumumkan bahwa mereka akan menyewa dua karyawan untuk mengembangkan komunitas kernel Linux,namun, Greg Kroah-Hartman, pengelola kernel Linux versi stabil, menyatakan pada bulan Desember 2010; ia khawatir bahwa Google tak lagi berusaha untuk mengubah kode utama Linux. Beberapa pengembang Android di Google mengisyaratkan bahwa "tim Android sudah mulai jenuh dengan proses ini", karena mereka hanyalah tim kecil dan dipaksa untuk melakukan pekerjaan yang mendesak demi keberlangsungan Android.
Pada Agustus 2011, Linus Torvalds menyatakan: "akhirnya Android dan Linux akan kembali pada kernel umum, tetapi mungkin untuk empat atau lima tahun kedepan".Pada Desember 2011, Greg Kroah-Hartman mengumumkan dimulainya Android Mainlining Project, yang bertujuan untuk mengembalikan beberapa pemacu, patch, dan fitur Android pada kernel Linux, yang dimulai dengan Linux 3.3. Setelah upaya sebelumnya gagal, Linux akhirnya menyertakan fitur wakelocks dan autosleep pada kernel 3.5. Antarmukanya masih sama, namun implementasi Linux yang baru memiliki dua mode suspend (penangguhan) berbeda: penangguhan ke penyimpanan (penangguhan tradisional yang digunakan oleh Android), dan penangguhan ke cakram (hibernasi, serupa dengan fitur yang ada pada desktop).Penyertaan fitur baru ini akan rampung pada Kernel 3.8, Google telah membuka repositori kode publik yang berisi karya eksperimental mereka untuk mendesain ulang Android dengan Kernel 3.8.
Memori kilat (flash storage) pada perangkat Android dibagi menjadi beberapa partisi, misalnya "/system" untuk sistem operasi, dan "/data" untuk pemasangan aplikasi dan data pengguna.[100] Berbeda dengan distribusi desktop Linux, pemilik perangkat Android tidak diberikan akses root pada sistem operasi, dan partisi sensitif seperti /system bersifat hanya-baca. Namun, akses root dapat diperoleh dengan cara memanfaatkan kelemahan keamanan pada Android, cara ini sering digunakan oleh komunitas sumber terbuka untuk meningkatkan kinerja perangkat mereka,namun juga bisa dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab untuk menyebarkan virus dan perangkat perusak.
Terkait dengan masalah apakah Android bisa digolongkan ke dalam distribusi Linux masih diperdebatkan secara luas. Linux Foundation dan Chris DiBona,[104] kepala sumber terbuka Google, mendukung hal ini. Sedangkan yang lainnya, seperti teknisi Google Patrick Brady, menentangnya, ia beralasan bahwa Android kurang mendukung sebagian besar perkakas GNU, termasuk glibc.Android memiliki komunitas pengembang dan penggemar aktif yang menggunakan kode sumber Android untuk mengembangkan dan mendistribusikan versi modifikasi Android buatan mereka. Komunitas pengembang ini seringkali memberikan pembaruan dan fitur-fitur baru bagi perangkat lebih cepat jika dibandingkan dengan produsen/operator, meskipun pembaruan tersebut tidak menjalani pengujian ekstensif atau tidak memiliki jaminan kualitas. Mereka berupaya untuk terus memberikan dukungan bagi perangkat-perangkat lama yang tak lagi menerima pembaruan resmi, ataupun memodifikasi perangkat Android agar bisa berjalan dengan menggunakan sistem operasi lain, misalnya HP TouchPad. Komunitas ini seringkali merilis pembaruan bagi perangkat pra-rooted, dan berisi modifikasi yang tidak cocok bagi pengguna non-teknis, misalnya kemampuan untuk overclock atau over/undervolt prosesor perangkat.[CyanogenMod adalah perangkat tegar (firmware) komunitas yang paling banyak digunakan, dan menjadi dasar bagi sejumlah firmware lainnya.[108]
Secara historis, produsen perangkat dan operator seluler biasanya tidak mendukung pengembangan firmware oleh pihak ketiga. Produsen khawatir bahwa akan muncul fungsi yang tidak sesuai jika perangkat menggunakan perangkat lunak yang tidak resmi, sehingga akan menyebabkan munculnya biaya tambahan.[109] Selain itu, firmware modifikasi seperti CyanogenMod kadang-kadang menawarkan fitur yang membuat operator harus mengeluarkan biaya premium, misalnya tethering. Akibatnya, kendala teknis seperti terkuncinya pengebutan (bootloader) dan terbatasnya akses root umumnya bisa ditemui di kebanyakan perangkat Android. Namun, perangkat lunak buatan komunitas pengembang semakin populer, dan setelah Kongres Pustakawan Amerika Serikat mengizinkan "jailbreaking" perangkat seluler,[110] produsen ponsel dan operator mulai memperlunak sikap mereka terhadap pengembang pihak ketiga. Beberapa produsen ponsel, termasuk HTC,[109] Motorola,[111] Samsung[112][113] dan Sony,[114] mulai memberikan dukungan dan mendorong pengembangan perangkat lunak pihak ketiga. Sebagai hasilnya, kendala pembatasan perangkat keras untuk memasang perangkat tegar tidak resmi mulai berkurang secara bertahap setelah meningkatnya jumlah perangkat yang memiliki kemampuan untuk membuka bootloader, sama dengan seri ponsel Nexus, meskipun pengguna harus kehilangan garansi perangkat mereka jika melakukannya.[109] Akan tetapi, meskipun produsen ponsel telah menyetujui pengembangan perangkat lunak pihak ketiga, beberapa operator seluler di Amerika Serikat masih mewajibkan ponsel penggunanya untuk "dikunci".[115]
Kemampuan untuk membuka dan meretas sistem pada telepon pintar dan tablet terus menjadi sumber perdebatan antar komunitas pengembang dan industri; komunitas beralasan bahwa pengembangan tidak resmi dilakukan karena industri gagal memberikan pembaruan yang tepat waktu bagi pengguna, atau untuk tetap melanjutkan dukungan versi terbaru bagi perangkat lama mereka.[115]


  2.2  Mengenal Aplikasi Android (APK)
APK adalah paket aplikasi Android (Android PacKage). APK umumnya digunakan untuk menyimpan sebuah aplikasi atau program yang akan dijalankan pada perangkat Android.

APK pada dasarnya berupa compress file seperti zip file, karena berisi dari kumpulan file. APK dapat diperoleh melalui berbagai metode, seperti menginstall sebuah aplikasi melalui Play Store, download dari sebuah situs web kemudian anda install secara manual, atau membuat dan mengembangkan sendiri dengan bahasa yang sebagian besar berbasis Java.

Jika anda memiliki file APK pada komputer Anda, dan ingin menginstallnya pada android anda, Anda dapat juga dengan menjalankan perintah ‘adb install apkname.apk’ untuk install aplikasi melalui USB ke perangkat android anda.
APK sudah ada atau disertakan bersama dengan ROM, namun sebagian besar yang kita ketahui APK berarti aplikasi yang kita install hasil dari pengembangan developer android baik berupa tools, game atau aplikasi lainnya.

File APK pada perangkat android di direktori /data/app/filename.apk. Direktori ini biasanya tidak dapat diakses, untuk melindungi aplikasi berbayar, kecuali ROM perangkat android anda telah anda ROOT. Pada rooted ROM, sangat mungkin untuk menyalin aplikasi ke folder ini secara manual dengan mengetahui apa yang Anda lakukan.

Untuk file APK yang kita install secara manual dari website atau kita download dari play store, pada umunya dapat dihapus dengan banyak cara, antara lain:
1.Menggunakan aplikasi Play Store (jika aplikasi diinstall dari Play Store ),
2.Perintah ‘uninstall adb apkname.apk’, melalui menu Settings >> Applications >> Manage Applications,  
3.Menghapus secara manual file-file dari direktori /data/app. Namun biasanya metode yang sering digunakan adalah melalui play store atau menu aplikasi.
Dalam pengembangan aplikasi android, konsep yang dipakai adalah memisahkan coding untuk algoritma aplikasi dan coding untuk tampilan (user interface) aplikasi.

Untuk coding logic (algoritma) android, seperti yang telah saya jelaskan diatas, menggunakan bahasa pemrograman yang 90% sama dengan bahasa pemrograman java. Perbedaan syntaks mungkin hanya terletak pada penanganan sumber daya hardware.

Sedangkan untuk pengaturan tampilan, android menggunakan XML. Konsep ini diinspirasikan dari pengembangan aplikasi web dimana coding untuk logic menggunakan PHP dan coding untuk tampilan menggunakan html, css dan javascript. Keuntungan dari konsep ini adalah apabila kita ingin merubah tampilan dari aplikasi, kita hanya cukup merubah coding pada bagian tampilan aplikasi tanpa perlu terlalu memperhatikan coding logic aplikasi.